Rencana dari awal tahun akhirnya terwujud. Grup kami yang sering kami sebut team wawacanda akhirnya berangkat ke Hongkong pada long weekend awal bulan Desember kemarin. Sebelum berangkat, banyak sekali dari kami yang tarik ulur jadi atau nggak untuk berangkat. Saya sendiri sebelumnya masih mikir-mikir, karena di saat yang sama saya akan memberangkatkan orang tua untuk umroh ke tanah suci. Tapi akhirnya saya putuskan untuk ikut saja. Saya pikir kapan lagi bisa berangkat bareng-bareng. Sudah kebayang deh capeknya nanti di sana karena harus membawa Izan ikut serta. Kenapa Izan harus dibawa? Karena dia masih nenen. Kebayang kalo malam hari dia ditinggal sama ayahnya di rumah, pasti bakal nangis nggak berhenti karena mau nenen. Yasudahlah nikmati saja perjalanan bersama Izan kali ini. Selain saya ada lima orang teman lainnya yang juga membawa anak. Jadi total dari kami ada enam belas orang.
|
Sebelum Boarding @ Terminal 3 Ultimate Soekarno Hatta |
Kami terbang dari Jakarta menuju Hongkong menggunakan pesawat China Airlines pada pukul setengah tujuh pagi. Selama di perjalanan, Izan hanya tidur setengah jam pertama saja. Sisanya dia jalan-jalan di kabin pesawat bercanda dengan anak-anak teman saya yang lain. Bener-bener olahraga deh di pesawat jagain dia. Perjalanan kami kurang lebih 5 jam. Pada saat landing, kami berada agak lama saat akan menuju antrean imigrasi. Karena Aqila anak kak Ike terdeteksi oleh petugas kesehatan pelabuhan suhu badannya tinggi, mencapai 39 derajat celcius. Sambil menunggu, kami berfoto-foto di situ. Tema dekorasi di airport kali itu adalah natal dan tahun baru.
Setelah Aqila diperbolehkan meninggalkan karantina kesehatan, kami langsung menuju antrian imigrasi. Alhamdulillah bagi yang membawa anak kecil ada antriannya sendiri. Jadi kami yang membawa anak cepat keluar dari Imigrasi. Setelah berada di luar, kami langsung membeli octopus card yang fungsinya sebagai alat pembayaran kendaraan umum selama di Hongkong. Setelah itu kami berjalan menuju terminal bus bandara dan menunggu bus A22 yang menuju ke penginapan kami
Bridal Tea House To Kwa Wan di daerah Kowloon. Saat Busnya datang kami langsung naik dan duduk di lantai atas bus. Excited sekali rasanya saat perjalanan dengan bus ini. Maklum, udah lama banget nggak keluar negeri. Kalau dulu sebelum nikah sih sering banget, sebulan sampai dua kali tugas dinas keluar negeri. Kalau sekarang, duh pulang kesorean saja sudah galau mikirin anak-anak. Perjalanan dari Airport sampai ke hotel kami memakan waktu kira-kira satu jam. Kami berhenti di pemberhentian ke sepuluh yaitu di Argyle Street Playground bus stop. Dari situ kemudian kami berjalan kira-kira 300 meter menuju hotel.
Sesampainya di hotel kami check in memakan waktu yang agak lama. Pada saat sudah diperbolehkan masuk ke kamar, kami masuk kamar menurut pembagian yang sudah ditetapkan waktu di Jakarta. Saya sekamar dengan Kak Ester dan Riris. Sesampainya di kamar, rasanya kaget sekali ternyata family roomnya sekecil itu. Dari awal kami pun sudah tahu dari internet kalau kamarnya berukuran 9 meter persegi, tapi tetap saja kaget sampai rasanya pengen ketawa terus. Harga kamar per malam kira-kira dua jutaan ternyata bentuknya seperti itu. Memang sih, kalau lihat di aplikasi agoda, penginapan di Hongkong itu nggak ada yang murah. Agak bagusan sedikit saja harganya bisa empat jutaan per malam. Hongkong oh Hongkong.
Pada malam harinya, teman-teman yang lain melanjutkan acara jalan-jalan melihat Symphony of Light dan jalan ke Ladies Market. Tapi saya tidak ikut. dan hanya saya sendiri yang tidak ikut karena rasanya capekkkk sekali setelah perjalanan sambil olahraga di pesawat tadi. Saat jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, teman-teman sekamar saya masih belum ada di kamar. Penasaran sekali rasanya mereka ada dimana. Sampai pukul 1 dini hari baru deh Kak Ester dan Riris Muncul di kamar dan bercerita betawa riwehnya perjalanan mereka malam itu. Untung saja saya tidak ikut ya.
Setelah pagi tiba, kami bersiap-siap untuk perjalanan kami ke Disneyland. Untungnya di dekat hotel ada seven eleven, jadi kami bisa membeli makanan dan keperluan lainnya di situ. Kami baru berangkat dari hotel ke Disneyland pukul 10 pagi. Perjalanan kurang lebih satu jam. Sesampainya di gerbang Hongkong Disneyland kami berfoto lengkap. Setelah itu kami tersebar entah kemana-mana. Saya sendiri cuma berjalan sambil membawa Izan dengan stroller muter-muter di dalamnya sambil menyuapi Izan makan. Tak ada satupun wahana atau pertunjukan yang saya masuki. Karena pasti Izan bakalan rewel kalau saya ajak untuk mengantri. Jujur saja saya nggak menikmati perjalanan ke Disneyland ini karena Izan juga masih belum mengerti. Paling pada saat parade tokoh kartun saja saya menonton, dan Izan juga joget-joget di stroller mendengar suara musiknya
Foto-foto Izan semuanya dia ada di atas stroller. Karena kalau saya turunkan dia dari stroller bisa-bisa dia lari entah kemana. Saya keluar dari Disneyland kira-kira pukul 6 sore, namun ada juga rombongan yang keluar pada pukul 5 sore. Yang keluar lebih awal, mereka langsung pulang ke hotel. Sedangkan saya ikut rombongan yang keluar pukul 6 sore karena akan melanjutkan perjalanan ke Ladies Market. Kemarin kan saya belum ikut, jadi penasaran rasanya kalau saya belum ke sana. Perjalanan kali ini kami memakai MTR dari Disneyland. Tidak memakai bus seperti waktu berangkat.
Sesampainya di Ladies Market saya hanya berkeliling sebentar. Kemudian saya meminta izin untuk pulang duluan ke hotel, karena teman-teman yang lain masih ingin membeli barang yang mereka inginkan di sana. Saat meminta izin pulang duluan, mereka sempat khawatir karena saya akan berjalan kaki ke hotel. Tapi saya bisa meyakinkan kalau semua akan baik-baik saja, karena jika saya pulang memakai taxi saya akan repot membawa Izan dan membuka tutup stroller. Belum lagi kalau Izan ketiduran di taxi. Perjalanan dari Ladies Market ke Hotel memakan waktu 30 menit dengan berjalan kaki. Dengan panduan google map akhirnya saya sampai juga ke hotel dengan berjalan kaki sejauh 2,5 km. Lumayan capek sih karena saya berjalan lumayan cepat. Selama perjalanan tadi alhamdulillah Izan anteng aja. Sambil memegang mainan robot-robotan, sepertinya dia juga menikmati perjalanannya. Walaupun sebetulnya saya agak khawatir juga di jalan. Khawati kalau ada orang jahat atau ada anjing liar. Apalagi saat melewati jalan yang agak remang. Tapi pejalan kaki juga banyak kok sejauh mata memandang. Sesampainya di hotel langsung deh boboin Izan dulu agar saya bisa mandi dan packing buat besok. Mumpung Kak Ester dan Riris belum pulang. Karena kalau mereka sudah pulang, saya akan bingung dimana akan menggelar koper di kamar seminimalis itu.
Last day in Hongkong, pagi-pagi sebagian dari kami bersiap akan berangkat ke Avenue of The Star. Itu loh, tempat foto-foto yang ada patung-patung tema perfilman. Sesampai di sana, ternyata lokasi sedang dipugar, sehingga patung-patung dipindahkan ke atas. Seperti biasa, saya yang paling capek karena harus mengejar Izan yang lari kesana kemari.
Kami kembali ke Hotel kira-kira pukul sepuluh, kemudian kami bersiap buat check out. wow,, koper-koper kami semuanya menggendut. Makin susah untuk dibawa. Rasanya tim kami ini makin solid saja. Sudah tahu yang mana yang harus membawa stroller, anak, dan menggeret-geret koper. Apalagi waktu akan naik bis menuju bandara, sudah kaya mau perang dan pergerakan kami cepat sekali. Dari mengangkat koper ke dalam bis, melipat stoller, membawanya ke dalam dan menggendong anak. Seandainya saja ada yang merekam aktifitas kami. Pasti lucu sekali buat ditonton. Sampai di Bandara, kami langsung check in di priority line. Kemudian petugas menyuruh kami pindah. Sepertinya petugas tidak percaya kalau kami ini penumpang kelas bisnis. Haha, kasian.. kasian.. Mungkin wajah kami lebih cocok seperti TKW ya. Namun saat melihat tiket baru kami dipersilahkan berdiri di priority line. Setelah selesai check in, kami menukarkan octopus card kami. Lumayan deposit yang tersisa masih bisa dipakai buat membeli oleh-oleh di dalam bandara. Sebelum boarding kami makan dulu di lounge skyteam. Ada juga yang berjalan-jalan membeli oleh-oleh.
Pesawat berangkatnya tepat waktu, namun waktu tunggu untuk take offnya lama sekali karena banyak sekali antrian pesawatnya. Bisa sampai empat puluh lima menit sendiri kami menunggu take offnya. Untuk perjalanan pulang, Izan tidur lumayan lama. Mungkin dia kelelahan di Bandara tadi. Begitulah cerita singkat liburan kami ke Hongkong. Dan rasanya Hongkong bukan tempat yang saya ingin kunjungi lagi. Berada di Hongkong tidak jauh berbeda dengan berada di Singapura. Yang membuatnya menarik karena ada Disneyland saja. Seandainya mau ke Disneyland dengan anak-anak mending langsung ke Jepang aja deh, biar bisa sekaligus wisata budaya. Terima kasih kepada pihak yang telah mensponsori tiket perjalanan kami. Lain waktu boleh lah disponsori lagi. hihi...